Burung Murai Batu merupakan burung yang paling banyak digemari oleh para kicaumania. Namun, di Indonesia sendiri burung murai batu bisa dibedakan dari asalnya, contohnya, Murai Batu yang berasal dari Sumatera antarlain seperti Murai Batu Lampung, Murai Batu Aceh, Murai Batu Medan dan lain lain-lain.
Dan yang akan menjadi pembahasan kali ini adalah Murai Batu yang berasal dari Kalimantan, karena setelah saya melihat bahwa burung yang diketahui berasal dari pulau Kalimantan tersebut juga menjadi incaran setiap penghobi, baik untuk dipelihara maupun dibudidayakan.
Selain dinilai mempunyai karakter suara ngerol, burung dari genus Copsychus tersebut juga dinilai mempunyai tingkah laku Ngobra saat berkicau yang sudah menjadi identitas tersendiri untuk setiap burung Murai Batu.
Meskipun terkesan istimewa, namun juga tidak sedikit penghobi yang menilai bahwa kualitasnya tidak lebih baik dengan kerabatnya yang ada di Pulau Sumatera. Tentunya hal ini cukup menarik untuk dibahas.
Dan sekali lagi, pada dasarnya semua tergantung pada pola perawatan dan pola pelatihan yang diberikan. Tidak ada dasaran yang pasti, bahwa satu dengan jenis yang lain mempunyai level kemampuan yang berbeda-beda. Terlebih lagi Baik Murai Batu Kalimantan dan jenis Murai yang lain seluruhnya juga pernah memenangkan setiap kejuaraan kicau di berbagai daerah.
Murai Batu Kalimantan bisa juga disebut dengan Murai Batu Borneo, dipasaran sendiri Murai Batu Kalimantan memiliki harga yang relatif lebih murah dari pada Murai Batu jenis lainya, terutama yang berasal dari Wilayah Sumatera.
Jenis-Jenis Murai Batu Kalimantan
Murai Batu Borneo yang ada di Indonesia sendiri terdapat dalam 3 sub-spesies (Ras). Ras pertama ialah Murai Batu Palangka. Burung yang terkadang juga disebut sebagai Murai batu Kalteng tersebut diketahui paling banyak terdapat di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Murai Batu Palangka secara fisik identik dengan Murai Batu Lampung. Hal tersebut mungkin disebabkan karena Murai Batu ini pernah ditangkap secara besar-besaran untuk dikirim ke Pulau Jawa dan Lampung. Sebenarnya Murai Batu jenis ini jika dilihat secara fisik banyak juga ragamnya, baik gradasi warna bulunya, warna kaki dan panjang ekornya.
Secara garis besar Murai Batu Palangka dapat digambarkan sebagai berikut:
- Body sedang dengan bentuk agak memanjang.
- Panjang ekor 15 hingga 18 cm.
- Warna bulu dada coklat hingga coklat tua,
- Warna kaki hitam pekat, warna tanduk coklat kehitaman, coklat kemerahan dan putih kekuningan.
- Gaya tarung seperti typical Murai Batu Borneo jenis lainya. Murai Palangka juga akan mengembangkan bulu dadanya pada saat tarung. Tetapi tidak seperti Murai Batu Banjar, murai batu jenis ini hanya mengembangkan bulu dada bagian perut sampai batas dada (sedikit di bagian dada).
Baca juga Artikel ini >> Merawat Murai Batu Medan
Untuk Ras kedua bernama Murai Batu Banjar yang mempunyai wilayah penyebaran Kalimantan Selatan dan Kalimanatan Timur.
Murai Batu Banjar inilah yang biasa dicari hobbiest untuk dilombakan, karena sifat fighter-nya yang sangat tinggi. Sama halnya dengan Murai Batu Palangka dan sebenarnya Murai Batu Banjar lebih dikenal oleh warga sekitar dengan sebutan “Tinjau Karang” ini juga banyak jenisnya, salah satunya dengan warna bulu dada, warna kaki dan panjang ekor yang berbeda-beda antara satu habitat dengan habitat yang lain.
Secara umum perbedaan Murai Batu Banjar dengan Murai Batu Palangka adalah warna bulu dadanya cenderung lebih cerah dan ekor yang lebih pendek dari Murai Batu Palangka.
Secara garis besar typical Murai Batu Banjar dapat digambarkan sebagai berikut:
- Body kecil, sedang sampai besar.
- Panjang ekor 10 sampai 15 cm.
- Warna bulu dada coklat terang hingga coklat terang.
- Warna kaki hitam pekat, warna tanduk coklat kehitaman, coklat kemerahan dan putih kekuningan.
- Pada saat ditarungkan, Murai ini akan mengembungkan semua bulu warna coklatnya hingga kebatas leher, sehingga sepintas terlihat menyerupai bola tennis.
Simak juga Artikel ini >> Merawat Murai Batu Lampung Super
Sementara itu untuk Ras ketiga adalah Murai Batu Mahkota (white crowned shama), paling banyak terdapat di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara. Dari ketiga sub-spesies yang ada di pulau Kalimantan tersebut hampir sulit dibedakan, karena ciri-ciri tubuhnya cenderung sama. Praktis hanya Ras ketiga, yakni Murai Batu Mahkota yang sedikit mudah dikenali dari segi fisik. Karena dibagian atas kepalanya terdapat motif warna putih. Hal tersebut juga bisa dilihat dari panjang ekornya. Panjang ekor dari ras ketiga tersebut relatif paling kecil jika dibandingkan kedua saudaranya yang ada di Pulau Borneo lain, yakni rata-rata hanya bisa sampai 10 hingga 13 cm.
Murai Batu Mahkota (Kepala Putih) yang habitatnya mulai Kalimantan Barat hingga Kalimantan Utara (Malaysia) ini sebenarnya sangat mirip dengan Murai Batu Banjar, kecuali celeret putih pada kepalanya. Dan secara keseluruhan Murai Batu ini identik dengan Murai Batu Banjar tersebut, baik postur tubuh, warna dada, gaya tarung hingga sifat fighternya yang tinggi.
Gambaran untuk Murai Batu Mahkota secara umum dapat dilihat antara lain sebagai berikut:
- Body kecil hingga sedang.
- Panjang ekor 10 hingga 13 cm.
- Warna bulu dada coklat hingga coklat terang.
- Warna kaki hitam pekat, warna tanduk coklat kehitaman dan coklat kemerahan.
Baca dan Simak kembali Artikel ini >> Merawat Murai Batu Ekor Hitam
Untuk masalah perawatan dan setelan harian Murai Batu Borneo pada dasarnya tidak berbeda dengan jenis murai batu lain. Hanya saja poin yang cukup penting yang notabenya perlu diketahui banyak penghobi terutama untuk para MB mania ialah bagimana cara memilih bakalan Murai Batu Kalimantan yang bagus dan berkualitas.
Berikut ini beberapa katuranggan utama pada murai batu Borneo unggulan:
- Kepala dari Murai Batu Borneo memiliki kepala yang peres alias datar,
- Paruh cenderung tipis dan tidak terlalu tebal.
- Warna dari bulu dada agak muda semu kuning.
- Kedua kaki agak kehitaman.
- Dan bulu ekornya tidak terlalu panjang.
Selain katuranggan atau karakteristik fisik, kita juga perlu memantau aspek mental dan perilaku dari burung yang hendak dibeli, antara lain meliputi beberapa hal berikut ini :
- Burung memiliki dasar fighter kuat. Setiap melihat atau mendengar suara burung sejenis, dia tidak pernah takut, bahkan langsung menantangnya dengan menyuarakan lagu terbaiknya.
- Mampu main dalam 1 – 2 titik tangkringan.
Muri Batu Borneo yang baik harus memiliki dua kemampuan berikut ini :
- Mampu mengeluarkan suara-suara kecil (rapat).
- Mampu mengeluarkan suara-suara besar (tembakan).
Untuk memperluas pengetahuan Anda mengenai jenis-jenis Burung Murai Batu baca Artikelnya –>> DISINI
Kalau burung sudah memenuhi beberapa kriteria tersebut, maka kita tinggal mengasah mentalnya, serta memasternya sesuai dengan karakter suara burung.
Simak juga Artikelnya –>> Perawatan Murai Batu Kalah Mental
Baca kembali Artikel penting ini –>> Cara Merawat Burung Murai Batu Tangkapan Hutan
Seperti yang sudah saya jelaskan diatas tadi, bahwa pada dasarnya perawatan Murai Batu Borneo tidaklah berbeda dengan jenis Murai Batu lainya. Adapun cara perawatanya serta setelan harianya bisa Anda simak dibawah ini:
Perawatan Dan Setelan Murai Batu Borneo
- Setiap pagi, sekitar pukul 07.30, kerodong dibuka. Burung kemudian diangin-anginkan sebentar, sekitar 30 menit.
- Selanjutnya, burung dimandikan dan dijemur sekitar 2 – 3 jam.
- EF yang wajib diberikan adalah kroto dan jangkrik secukupnya.
- Setelah makan, burung diangin-anginkan kembali selama 30 menit, lantas dikerodong sampai sore.
- Sore hari, sekitar pukul 16.00, burung kembali dimandikan dan dijemur selama 1 jam. Jangkrik dan kroto dan jangkrik tetap diberikan secukupnya.
- Selanjutnya, burung diangin-anginkan sampai petang.
- Menjelang maghrib, burung dikerodong dan diistirahatkan sampai esok hari.
Demikianlah yang bisa saya bagikan untuk Anda para kicaumania semuanya. Semoga bermanfaat.
#Salam Kicaumania